Minggu, 13 Oktober 2013
masih adakah Mandar???
Masih Adakah
Mandar???
Masihkah masyarakat Mandar ingin menghidupkan
kembali nilai-nilai utama, yang tetap relevan menembus saman dengan berbagai
tantangan baru, sebelum di berdayakan. Tanpa budaya yang sudah berdaya,
mustahil bisa diberdayakan. Buadaya tanpa daya tak bisa di berdayakan. Lebih
parah lagi budaya yang belum berdaya hendak di berdayakan oleh manusia yang
tercabut dari akar budayanya sendiri atau oleh masyarakat yang kurang secara
kultural.
Irama musik dalam lagu-lagu mandar secara
spesifik mencerminkan setting laut. Deburan ombak, riak gelombang yang dinamis,
hempasan ombak dipantai dan geliat ombak gelombang yang diterbangin angin
lembut atau badai bisa dirasakan pada melodi laut di dalam lagu-lagu Mandar
yang cenderung eksotik, romantis, dan sentimentil. Lagu-lagu Mandar sering dan
selincah lagu-lagu Maluku, namun sekaligus selembut irama agraris lagu-lagu
Bugis meski tidak sedinamis lagu-lagu Makassar yang terkesan agak cepat dan
kekurangan kelembutan. Bandingkan lagu “Tengga Tengga Lopi” dengan “Baturate
Maribulang”.
Tari-tarian mandar sebagaimana tari lain di
daerah Sulsel pada mulanya berawal dari istana. Namun, tari-tarian yang
difungsikan sebagai bagian ritual dari kerajaan akhirnya menjadi tari rakyat
yang bukan hanya bertujuan memberikan rasa hormat pada raja sebagai
representasi dari dewata, melainkan menjadi tari rakyat yang memberi hiburan
yang sehat.
Tari “Patadu” menampakkan suasana langit-bumi
yang menyatu dalam gerak kaki para penari yang tak terlepas dari bumi, dan pada
saat yang sama pasangan tangan mereka menari-nari bukan tanpa kebebasan, namun
kebebasan dengan kendali nilai budaya oleh gerakan yang menandakan adanya
aturan yang harus ditaati. Musik yang menggebu-gebu tak mampu memancing emosi
para penari untuk ikut-ikutan bergoyang menurut irama gendang. Para penari
terkesan menari secara lemah lembut menantang iramagendang yang penuh dengan
geliat yang dinamis. Hal yang sama bisa ditemukan pada tari “Pakarena” di dalam
seni tari Bugis-Makassar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar